6 Kebohongan dan Tuduhan Terbesar tentang Syiah di Dunia Sunni (1)
  • Judul: 6 Kebohongan dan Tuduhan Terbesar tentang Syiah di Dunia Sunni (1)
  • Sumber:
  • Tanggal Rilis: 15:28:42 15-9-1404

Beberapa orang yang ekstrem menuduh Syiah sesat dalam Islam. Sedangkan Syiah meyakini prinsip-prinsip dasar Islam seperti tauhid, kenabian dan kebangkitan.

Sepanjang sejarah, beberapa perbedaan mazhab antara Syiah dan Sunni telah menyebabkan penyebaran interpretasi yang salah dan rumor palsu tentang keyakinan Syiah di kalangan Sunni. Kesalahpahaman dan kebohongan dalam sejarah ini sebagian besar dimunculkan oleh kelompok ekstrem dan tidak mencerminkan sikap umum kaum Sunni.

Dalam dua abad terakhir, khususnya di era pemberdayaan media, kolonialisme menjadi pemain kunci dalam hal ini dan mampu menyulut rasa kebencian terhadap Syiah di masyarakat Sunni dengan banyak melontarkan rumor. Hal ini meningkat dengan munculnya arus Takfiri.

Dalam kelanjutan artikel ini, dibahas enam kebohongan dan tuduhan terbesar terhadap kaum Syiah:

1. Tahrif atau Perubahan Al-Qur’an

Salah satu tuduhan paling serius terhadap Syiah adalah kepercayaan terhadap tahrif Al-Qur'an. Klaim ini sepenuhnya salah. Seperti halnya Sunni, mazhab Syiah menganggap Al-Qur’an yang ada sebagai firman dan kalam Allah tanpa ada perubahan dan komitmen dengannya. Ide tahrif Al-Qur’an tidak mendapat tempat di kalangan Syiah, dan kitab-kitab asli Syiah juga menekankan masalah ini.

Di Iran, Al-Qur’an yang ada di tangan semua orang dan di masjid-masjid sama persis dengan yang ada di tangan masyarakat Arab Saudi, Mesir, Indonesia, dan Aljazair. Bahkan kitab-kitab Al-Qur’an banyak yang diimpor dari negara-negara Sunni. Tidak ada satu kata pun yang berbeda, tidak satu huruf pun!

2. Ghuluw atau sikap berlebihan terhadap para Imam

Tuduhan lain yang dapat dilontarkan kepada mazhab Syiah adalah bahwa mereka berlebih-lebihan terkait Ahlul Bait Nabi, khususnya Imam Ali as dan para imam lain dari keturunan Nabi, dan menganggap sebatas ketuhanan atau keilahian. Kesalahpahaman ini disebabkan karena tidak memahami makna “Wilayah” yang sebenarnya dan kedudukan imam dalam keyakinan Syiah.

Imam adalah pembimbing dan penafsir wahyu yang dibawa Nabi. Orang Syiah menyebut Ahlul Bait as sebagai manusia maksum atau yang terjaga dan suci sesuai dengan ayat 33 surah Al-Ahzab, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”, tapi tidak menyembah mereka sebagai Tuhan atau makhluk Ilahi. Kebohongan ini sama sekali tidak dipercaya oleh kaum Syiah. Para Imam mengutip semua hadits dari Nabi Muhammad SAW.

3. Bidah dalam Islam

Beberapa orang ekstrem menuduh Syiah melakukan bidah dalam Islam. Sedangkan Syiah meyakini prinsip-prinsip dasar Islam seperti tauhid, kenabian dan kebangkitan, dan tidak sependapat dengan Sunni hanya dalam beberapa masalah yurisprudensi dan hukum. Perbedaan yurisprudensi tersebut disebabkan oleh ijtihad ulama Syiah dan tidak berarti menambah bidah terhadap agama.

Bersambung ...